Studioku di Gresik
Rumah di Gresik, semacam studio
yang ku idami-damkan, meskipun bukan. Rumah kopel kecil,tempat aku menikmati
kesendirianku pedih sekaligus sepiku rak-rak buku yang sangat meng inspirasi
merangsang menulis banyak hal ,kehidupan, social,budaya,kesenian bahkan tentang
spiritual .tak ada siapapun anak, istri, cucu di Surabaya.
Rumah di Gresik sermacam
pembuangan yang memilukan dan itu pilian hidup,.banyak lukisanku dilahirkan
dirumah ini berserakan, di teras ruang tamu, kamar,l oteng gudang,
Tak ada tempat duduk seandainya
ada tetamu, tapi jarang ada.
Rumah di Gresik tempat aku
merenung, berfikir berimajinasi menuangkan segala gagasan melukis dan menulis meski Gresik kota industri kota yang
berdengung, gemuruh mesin mesin produksi kota polusi kota yang tak butuh
seni
Seperti kota
kota lain
diseluruh tanah air.
Bersolek sedikit genit menetap
apa yang disebut pembangunan.fisik atau bentuk kepongahan,bisa jadi bangga diri,
ku mengacuhkan semua itu.sebab yang kumaksud rumah bukan barang atau fisiknya,
tapi lebih kepada dimana aku bias merebahkan segala bebanku meski tak merasa benar benar meresa punya tempat tinggal dn
kebetulan kota Gresik tak KRASAN disuatu tempat AKU YANG TERDALAM.
Kecoak ,semut,kadang-kadang satu
dua tikus yang jadi penghuni rumahku Tuhan mengirim mahluk untuk menghuni
rumahku. Satu lagi yang kita sebut tokek
nama menurut bunyinya raksasa bagi si cicak. Mereka saling berdampingan dan
akupun tak terganggu olehnya ia sering berbicara pada umat manusia ia tak
mendengar suaranya itu tak mengejutkanku,walau utusan Tuhan itu berbentuk tokek
sungguh pengasih dia hingga berkenaan menangani manusia sehina diriku
Tok……tok…..tokek.bahasa tak kupahami
yang dikatakan untuk umat manusisa. Tentunya harus kuhami tapi itu bukan
urusanya aku jaga harus mengira suara itu memiliki makna apaun tapi maknanya
barang kali menatap tepat ketiadaan makna
Tak ada keajaiban,itulah yang
dikatakan Tuhan kepadaku, ketidak puasan abadi, kuajukan pernyataan padanya”haruskah
ada yang kucari:”?
Hening sekeliling dalam
senyap,aku tercengang dalam ketenengan,sebuah ketenangan surgawi tak ada
kegembiraan-kegembiraan berhubungan dengan kesedihan
Malam itu sepi , sunyi.
Ketika rohku membumbung tak tahu
badanku berada dimana ku coba keluar rumah menengadah keatas gelap tanpa
bintang, awan berarak bak karnaval.
Aku tak tahu, bahwa aku tak
mengerti apa-apa, aku juga mengira bahwa mengerti semuanya. Peristiwa-peristiwa
berlalu di belakangku, selalu ada mata asing. Yang terbaik pura-pura mengerti,
sebenarnya sama sekali tak mengerti.
Gresik, Media Agustus 2001