Minggu, 29 Desember 2013

Kesendirianku



Studioku di Gresik

Rumah di Gresik, semacam studio yang ku idami-damkan, meskipun bukan. Rumah kopel kecil,tempat aku menikmati kesendirianku pedih sekaligus sepiku rak-rak buku yang sangat meng inspirasi merangsang menulis banyak hal ,kehidupan, social,budaya,kesenian bahkan tentang spiritual .tak ada siapapun anak, istri, cucu di Surabaya.
Rumah di Gresik sermacam pembuangan yang memilukan dan itu pilian hidup,.banyak lukisanku dilahirkan dirumah ini berserakan, di teras ruang tamu, kamar,l oteng gudang, 
Tak ada tempat duduk seandainya ada tetamu, tapi jarang ada.

Rumah di Gresik tempat aku merenung, berfikir berimajinasi menuangkan segala gagasan melukis dan menulis  meski Gresik kota industri kota yang berdengung, gemuruh mesin mesin produksi kota polusi kota yang tak butuh seni 
Seperti kota kota lain diseluruh tanah air.
Bersolek sedikit genit menetap apa yang disebut pembangunan.fisik atau bentuk kepongahan,bisa jadi bangga diri, ku mengacuhkan semua itu.sebab yang kumaksud rumah bukan barang atau fisiknya, tapi lebih kepada dimana aku bias merebahkan segala bebanku meski tak merasa  benar benar meresa punya tempat tinggal dn kebetulan kota Gresik tak KRASAN disuatu tempat AKU YANG TERDALAM.

Kecoak ,semut,kadang-kadang satu dua tikus yang jadi penghuni rumahku Tuhan mengirim mahluk untuk menghuni rumahku. Satu lagi yang kita sebut  tokek nama menurut bunyinya raksasa bagi si cicak. Mereka saling berdampingan dan akupun tak terganggu olehnya ia sering berbicara pada umat manusia ia tak mendengar suaranya itu tak mengejutkanku,walau utusan Tuhan itu berbentuk tokek sungguh pengasih dia hingga berkenaan menangani manusia sehina diriku
Tok……tok…..tokek.bahasa tak kupahami yang dikatakan untuk umat manusisa. Tentunya harus kuhami tapi itu bukan urusanya aku jaga harus mengira suara itu memiliki makna apaun tapi maknanya barang kali menatap tepat ketiadaan makna
Tak ada keajaiban,itulah yang dikatakan Tuhan kepadaku, ketidak puasan abadi, kuajukan pernyataan padanya”haruskah ada yang kucari:”?
Hening sekeliling dalam senyap,aku tercengang dalam ketenengan,sebuah ketenangan surgawi tak ada kegembiraan-kegembiraan berhubungan dengan kesedihan

Malam itu sepi , sunyi.
Ketika rohku membumbung tak tahu badanku berada dimana ku coba keluar rumah menengadah keatas gelap tanpa bintang, awan berarak bak karnaval.

Aku tak tahu, bahwa aku tak mengerti apa-apa, aku juga mengira bahwa mengerti semuanya. Peristiwa-peristiwa berlalu di belakangku, selalu ada mata asing. Yang terbaik pura-pura mengerti, sebenarnya sama sekali tak mengerti.
 
Gresik, Media Agustus 2001

2 komentar: