Rabu, 16 Oktober 2013

Maman PS Bocah Tua Yang Nakal



Maman PS
Bocah Tua Yang Nakal

Di Surabaya, keluarganya cukup mapan. Tinggal di satu rumah meski tidak terlalu wach, tapi terasa damai dan menyenangkan. Beberapa anaknya yang sudah mentas berkeluarga – sudah tinggal dirumahnya sendiri bersama keluarganya, tapi setiap sabtu bisa dipastikan mereka berkunjung – berkumpul di rumah induk. Itu artinya menghadirkan sang cucu bagi Maman dan Istrinya, melengkapi kebahagiaan keluarga besar ini. Tapi bagi Maman, kebahagiaan ini belum cukup, ada yang kurang baginya karena di keluarga besarnya ini ia ditabukan “melukis”. Rumah ini memang tidak cukup memadai menampung produktifitas karya Maman, bau cat, tumpukan karya, bau minyak, kanvas-kanvas, buku-buku, catalog, dll yang berserakan. Bukan cuma itu, seiring dengan pensiun ibunya anak-annaknya pingin juga Maman – bapaknya, menikmati masa pensiun. Sudah cukup, toh sudah pernah dipuncak karier – relasi hampir semua kota besar telah dijelajahi dengan pameran lukisannya, banyak orang telah mengakui dan berguru kepadanya, ini bukti pensiunan tukang gambar poster bioskop ini bukanlah sekedar tukang gambar, tokoh-tokoh yang mengkoleksi karyanya tak terhitung. Sekarang saatnya menikmati hari tua, maksud anak-anaknya. Tapi Maman PS tak pernah merasa tua. Mau ke Jakarta, mudik ke Klaten atau ke Salatiga, ada urusan ke mana saja ia masih trengginas berangkat sendiri dan sedikitnya seminggu sekali ia pergi pulang Gresik – Surabaya. Ia memilih mengasingkan diri ke studionya di Gresik, demi menyalurkan syahwat melukisnya, sekaligus memperdalam apresiasi dan wawasannya dengan membaca buku di perpustakaan pribadi disitu. Meski kesepian sering juga membayanginya. Selama masih punya kegelisahan – obsesi – seniman tidak pernah selesai. Begitu pikirnya. Bengal dan nakal seperti itu tapi mbah Maman masih tertib, rutin setiap minggu mengikuti senam kesegaran jasmani, setiap pagi jalan sehat kalau tidak gowes – sekedar buang keringat katanya. Dan sebagai bukti bahwa ia Familier – cinta keluarga; menjelang sabtu ia mulai tidak betah di Gresik dan memastikan pulang ke Surabaya, karena saat itulah anak-anak dan cucunya berkumpul.

ooooOoooo


Imam Cb – Teman kecil mbah Maman PS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar